Rabu, 24 Februari 2010

SEMUA KARNA IBU

cerpen karya:Ulfatul M IX @

Siang yang panas.Anak sekolah,kendaraan,semua memenuhi jalan.Aku berjalan menyusuri gang,menghindar dari asap dan debu yang beterbangan.Terik matahari membuat ubun – ubunku terasa mendidih.Saat pulang sekolah seperti ini memang melelahkan.Namun tidak hari ini,rasa lelah serasa hilang kala Pak Dlofir,guru fisikaku mengumumkan bahwa aku terpilih untuk mengikuti olimpiade fisika tingkat Jawa Tengah.

Langkahku kupercepat,ingin segera aku menemui ibu dan menceritakan kabar gembira ini.Aku setengah berlari,serasa tak sabar ingin bertemu ibu.

‘’Bu,ibu…Ratih pulang bu…’’Teriakku sampai di depan rumah.
‘’Ada apa Ratih,kok teriak – teriak,buat ibu kaget aja,’’
‘’Ratih terpilih ikut olimpiade fisika tingkat jawa tengah bu…’’
‘’Alhamdulillah…,anak ibu bisa ikut,kapan nak?’’
‘’Lusa bu…’’
‘’Belajar yang rajin,jangan sia-siakan kesempatan ini ‘’
‘’Iya bu,Ratih janji akan berusaha agar nanti bisa bawa piala untuk ibu,’’
‘’Sekarang kamu ganti baju dulu lalu makan ‘’
Aku menurut,ku ganti bajuku dan makan.

Waktuku kuhabiskan untuk belajar.Ibu menyegahku saat aku mau membantunya menyetrika pakaian tetangga yang ia cuci.

‘’Sudah,Ratih belajar aja,nggak usah Bantu ibu dulu’’tuturnya.
Bahkan,setiap malam ibu selalu menemaniku belajar.Seperti malam ini,malam terakhirku belajar materi olimpiade,karena besok aku sudah lomba.Dengan menjahit seragamku yang akan kupakai besok,ibu menemaniku belajar sampai ia ketiduran.

Keningku mengkerut,kala kuperhatikan wajah ibu yang pucat
dan tubuhnya yang semakin kurus.

‘’Bu…,ibu pindah ke kamar aja,di sini dingin’’dengan hati-hati kucoba membangunkannya.
‘’Hhhh,maaf nak ibu ketiduran,kamu udah selesai belajarnya?’’
‘’Ratih bentar lagi,ibu tidur aja’’
‘’Ibu tidurnya nanti,ibu mau temenin Ratih belajar,sekalian nyelesaiin jahitannya,besok,Ratih pakai apa?’’
‘’Tapi bu…’’
‘’Udah,kamu belajar aja,ibu tidur nanti’’
‘’Tapi kalau ibu udah capek ibu langsung tidur ya…’’
‘’Ya,Ratih juga,jangan malem-malem belajarnya,ntar sakit,besok malah nggak jadi lomba.’’
Aku tersenyum,kulanjutkan belajarku.Wajah ibu tambah pucat,semakin hari batuk ibu juga semakin keras.Hatiku pun menjadi resah.

‘’Besok ibu pergi ke puskesmas ya…,biar dapat obat’’
‘’Ibu nggak papa kok,cuma batuki biasa nanti juga sembuh sendiri’’
‘’Tapi semakin hari batuk ibu semakin keras,kalau nggak segera diobati bisa berbahaya bu…’’
‘’Iya,besok ibu periksa ke puskesmas’’
Aku tersenyum lega,kurapikan buku-bukuku dan mengajak ibu tidur.

* * *

Akhirnya,waktu yang kutunggu datang juga.Hari ini adalah hari aku lomba.Aku berangkat lebih pagi karena tempat aku lomba cukup jauh.

Pagi ini hatiku terasa gelisah,batuk ibu yang semakin keras membuatku jadi khawatir.

‘’Bu,Ratih mau berangkat’’panggilku ketika ibu di belakang.
‘’Iya nak sebentar…’’jawab ibu dengan sekit lari menemuiku.
‘’Bu,di pipi ibu kok ada darah?’’tanyaku heran.
‘’Mana…?,mungkin nyamuk tadi’’ jawab ibu gugup.
‘’Bu,doakan Ratih ya,agar bisa membawa piala untuk ibu.’’
‘’Pasti nak,ibu selalu mendoakanmu’’Air mata ibu menetes.
Kucium tangan ibu dank upeluk ibu.Terasa ada rindu yang mendalam di hatiku.Seakan aku ibu akan meninggalkanku.Namun segera kubuang jauh pikiran itu.

Aku berangkat,sampai di sekolah pak Dlofir langsung memanggilku untuk berkumpul dengan yang lain.Tak beberapa lama,kami pun berangkat.Perjalanan memakan waktu tiga jam.

Sampai di Pati,tempatku lomba,Pak Dlofir langsung mendaftar.Diam-diam aku bangga bisa mewakili sekolahku.
Tak berapa lama setelah mendaftar,tespun dimulai.Alhamdulillah,aku mengerjakan dengan lancar.
Beberapa jam kita menunggu pengumuman .Setelah diumumkan,alangkah bahagianya hatiku ketika melihat namaku,RATIH NURYANI dari MTs Al-Fatah Grobogan tertulis paling atas.Ya,aku dapat memenangkan ini.Air mataku menetes,pikiranku tertuju pada ibu.
Setelah tau hasilnya,rombongan kami langsung pulang.Hatiku sudah tak sabar ingin menunjukkan piala ini pada ibu.Akhirnya,setelah tiga jam perjalanan,sampai juga rombongan kami.Aku meminta turun di gang rumahku.Aku lari secepat mungkin,tak sabar hatiku ingin menunjukkan piala yang aku bawa untuk ibu.Tapi,betapa terkejutnya hatiku,melihat tetangga-tetangga mengerumuni rumahku.Jantungku berdetak semakin keras ketika terdengar lantunan surat yasin.

‘’Bu…,ibu…,Ratih pulang bu…’’Teriakku saat masuk rumah.Hatiku semakin hancur kala melihat tubuh ibu membujur tsk bernyawa.

‘’Bu,Ratih bawa piala untuk ibu,bangun bu jagan tinggalin ratih…,ibu jawab bu,kenapa ibu diam…’’tangisku seketika membuncah.
‘’Ratih,sabar nak,biarkan ibumu pergi dengan tenang,semua ini takdir’’tutur bu siti tetangga dekatku.
‘’Tadi,sebelum ibumu pergi ia titip ini untukmu.’’Bu siti menyodorkan sebuah amplop padaku.Kuterima amplop itu dan kubaca.


Untuk anak ibu tercinta,
Ratih Nuryani

Ratih…
Ibu yakin,kamu pasti pulang dengan membawa piala untuk ibu,ibu bangga nak.Belajar yang rajin biar pintar dan jadi orang sukses.Tidak seperti ibu.
Ratih jangan sedih nak,…
Walaupun saat kamu pulang membawa piala itu ibu sudah tak ada,tapi ibu akan selalu ada di hati ratih.Ratih harus tetap sekolah,bu siti yang akan mengurusmu.Jangan pernah pesimis,apalagi putus asa,orang pesimis dan putus asa tidak akan pernah berhasil.
Ratih harus bisa,ratih harus sukses dan bisa berguna bagi siapa saja.Doakan ibu yang jauh dari ratih,ibu tunggu doa anak ibu selalu.


Ibu

Air mataku semakin deras mengalir.
‘’Ratih,ibumu mengidap penyakit kanker hati,ibumu tak punya biaya untuk berobat.Ibumu merahasiakannya padamu karena ia tak ingin melihat kamu sedih,’’tutur bu siti yang dari tadi ada di sampingku.
‘’Sekarang kamu tinggal bersama Bu Siti,karena ibumu sudah menitipkan kamu pada ibu,’’
Aku terdiam,tak kusangka ibu memendam rahasia ini padaku.

Semua sudah terjadi,tak ada gunanya lagi aku menyesali,walaupun hati belum bisa menerima.

Sejak saat itu aku tinggal dengan ibu siti.Ia seorang janda dan tak mempunyai anak.Dengan warisan yang ditinggal suaminya,ia membiayai sekolahku sampai perguruan tinggi.Dan sekarang aku sudah menjadi dokter.prestasi demi prestasi ku dapatkan.Semua itu kulakukan hanya untuk ibu.

4 komentar:

  1. cerpennya terlalu banyak saya sampai bosan membaca

    BalasHapus
  2. WAH...CERITANYA BAGUS TAPI SAYANG KEDAWAN.sORRRY

    BalasHapus
  3. EH,UL CERPENNYA DAH BAIK CUMAN PERLU DIKEMBANGKAN LAGI OKE....!!!

    BalasHapus
  4. cerpennya cukup menarik,mungkin yang perlu di perbaiki dalam hal nama seseorang seperti RATIH NURYANI sebaiknya Ratih Nuryani ADJ...

    BalasHapus